Selasa, 30 November 2010

tingkah laku babi

TINGKAH LAKU BABI
Class : Mammalia
Orde : Atroodactyla
Famili : Suidae
Genus : S U S
Spesies  Eropahà: S. Scrofa
 AsiaàS. Vitatus
Sus Vitatus  badanà lebar
 kaki pendekà
 daya reproduksi tinggià
Terdapat 2 type babi :
a. Type pedaging (meat)
b. Type lemak (bacon)
type pedaging (meat) : duroc, minnesota, polad china, barkshire, hereford.
type lemak (bacon) : American Landrace, tam worth, york shire

TINGKAH LAKU INGESTIF
babi termasuk  omnivoraàhewan
makanan : akar, umbi, kecambah, rmput, daun-daunan, cacing, katak, ular, bekicot, anak burung, telur, daging

A. MENGAKAR
Dipadang pengemalaan babi membongkar tanah dengan moncong untuk mencari akar umbi-umbian dan cacing.
B. MAKAN
Babi àsuka terhadap manis (tetes tebu) kurang suka asin dan butuh minum  tempat amakn sebaiknya dekat dengan tempat minum.
Rangsangan makan :
a. melihat temannya bergerombol,
b. mendengar suara teman
c. banyak cahaya (kandang terang)
Sifat makan babi : rakus/saling seruduk, sehingga pertumbuhan cepat.
tempat makan (ripel) harus sebanding dengan jumlah babi dan kandang, misal :
 tmkàideal  : babi = 1 : 5
 tmkàbabi kecil  : babi = 1 : 7
daging babi termasuk  larva cacing tidakà matang à dengan pemanasan daging àcepat empuk  mati.
Babi sebagai carier parasit cacing pita larva cacing  tidak mati karenaà diam disela-sela otot à ciyste) à(cysticersusu   berkembang dewasa didalam usus indukà termakan àpemanasan sebentar   epilepsi/ayan.à bisa masuk ke otak àsemang (manusia)
cacing pita  Taenea saginataàpada sapi
 Taenea soliumàcacing pita pada babi
C . MINUM
tingkah laku makan  dsl.à minum àdan minum berselang : makan
Jumlah konsumsi air dipengaruhi oleh suhu udara, berat badan, keadaan tubuh, fisiologis (bunting) dan pathologis (sakit).
1. TINGKAH LAKU SEKSUAL
A. JANTAN
Umur pubertas sekitar 7  belumàbulan. sperma sudah tumbuh pada umur 4 bulan sampai umur 1 tahun  mampu membuahi.
Pada umur 5 – 8 bulan biasanya belum bisa ejakulasi. Babi jantan puber menaiki apa saja :
 betina berahi/tidak berahiØ
Ø jantan lain
 panthomà benda lain Ø
indera : penciuman/olfactory, kurang
penglihatan &  utamaàpendengaran
Bila jantan melihat  baru jantan mencium : urin, vulva betinaàreaksi betina diam saja  birahi maka libido seksualnya meningkat.
pengalaman hubungan sosial sebelumnya sangat penting dalam libido seksualis jantan.
bagus : jantan dipelihara bersama jantan lain
B. BETINA
 babi termasuk hewan multiparaØ
 UmurØ pubertas 6 – 8 bulan. tergantung ras ditandai dengan timbul perhatian terhadap jantan.
 berperilaku astràsejak awal puber
 gelisah,Ø menaiki temannya, tapi
 tidak mau menaiki jantanØ
1. Panjang  21 hari.àsiklus birahi 
2. ovulasi hari ke 1 – 5 hari. fase estrus,  ke 2 estrus.àmulai banyak hari
3. lama periode estrus 1 – 5 hari
4. Lama mengandung 3 bulan, 3 minggu, 3 hari.

tanda-tanda estrus :
a. gelisah menaiki jantan lain
b. nafsu makan turun
c. lebih atraktif
d. urinasi bila ada jantan
e. vulva merah dan bengkak 2-8 hari sebelum estrus
f. keluar lendir berahi

TINGKAH LAKU INDUK
1. membuat  menggaliàsarang ; tiga hari sebelum partus tiba, tempat diluar kandang   mebuat tumpukan jerami.àtanah (lekukan), tempatdidalam kandang
2. Waktu partus ; senja hari,
Tanda-tanda sebelum partus ; vulva bengkak, ambing membersar, air susu mulai keluar, berguling-guling, frekwensi nafas meningkat, suhu tubuh meningkat.
Partus :
Ø posisi dilakukan dengan berbaring,
 tiap anak dibungsus plasenta,Ø
Ø  plc. Dimakan,àanak dibersihkan 
 lama melahirkan 3 – 4 jam,Ø tergantung jumlah anak,
 kanibal,à sering karena gugup, Ø
Ø  post partus, kurang.àperhatian ke anak

3. pemeliharaan anak ;  jaga 1 – 4 hari post partus supa anakàperhatian terhadap anak kurang   diasuh keluaràtidak terjepit induk, setelah 4 – 10 hari post partus  kandang.

4. Menyusui ; posisi induk menyusui berbaring/berdiri, biasa terjadi suckling order diantara anak, biasanya ambing pectoral (dada) lebih besar dari pada ambing inguinal (perut), anak dg. Berat  dapat ambing yang pectoral, frekwensi menyusu : 18 – 28àbadan tinggi   4 – 8 menitàkali/hari

TINGKAH LAKU LAINNYA
A. AGONISTIK
ribut dan suka berebut ambing, makanan, dan tempat nyaman
B. DOMINAN DAN SUBORDINAN
Anak makin besar makin dominan, jantan dan betina cepat tumbuh, membuat kelompok sendiri-sendiri, dominasi.
C. ELIMINASI
Tempat defakasi terkonsentrasi pada satu tempat.



B. Tingkah Laku Induk – Anak pada Babi
Runtutannya secara ringkas adalah sebagai berikut :
b.1. Induk babi biasanya melahirkan anaknya pada sarang yang telah dibangunnya (bila materi tersedia)
b.2. kemampuan regulasi dan pertahanan suhu tubuh anak babi kurang berkembang dibanding ternak ungulata sehingga memerlukan sarang untuk membantu mempertahankan suhu tubuh. Mekanisme bersarang dapat meningkatkan resiko kematian anak akibat tertndih induknya di sarang sebesar 20%.
b.3. Terdapat beberapa kasus induk kanibal yang memakan anaknya.
b.4. Jalinan induk – anak pada babi tidak sebaik ungulata, sehingga memungkinkan pemeliharaan anak oleh induk lain (fostering) pada induk babi yang melahirkan bersamaan tetapi terpisah apabila pengaturan jumlah anak dilakukan sebelum anak berumur 1 minggu dan sebelum susunan anak pada putting terbentuk.
b.5. Induk babi tidak menjilati atau membersihkan anaknya. Secara alami setelah “terengah – engah” karena belum bernafas beberapa saat setelah lahir, anak babi kemudian akan terbatuk, bernapas dalam dan baru kemudian dapat bernafas dengan normal. Terdapat persaingan yang sangat ketat antar anak untuk mendapatkan putting susu terdepan yang memiliki produksi susu terbesar hingga terbentuk susunan anak pada putting susu secara permanen.
b.6. Karakteristik khusus nursing pada babi:
— Menunjukkan tingkah laku komplek dalam mengasuh anak dan menyusui (teat order)
— Menyusui dalam interval yang cukup pendek (50 – 60 menit)
— Induk membutuhkan stimulasi piglet sebelum proses milk let down sbb. :
1. Fase 1) Pada awalnya piglet berdesakan di sekitar ambing, memassage ambing dan putting dengan moncongnya.
Induk bersuara “grunt” perlahan dengan interval teratur sebagai tanggapan. Setiap seri grunt berbeda frekuensi, suara,dan keras lemahnya yang mengindikasikan tahapan kesiapan menyusui dar induk bagi piglet
Fase kompetisi dan menyodok ambing dengan moncong selama + 1 menit berakhir ketika susu mulai diekskresikan
2. Fase 2) berikutnya adalah fase menyusu, dimana piglet menghisap putting melalui mulutnya dengan gerakan lambat (1x/ detik)
3. Fase 3) Setelah berjalan + 20 detik, interval grunt dari induk akan meningkat dan suaranya mengeras, fase puncak tahap ini tidak diikuti dengan peningkatan ekskresi susu bahkan ada kecenderungan menurun, piglet mengimbangi dengan meningkatkan intensitas menghisap 3x/detik. Pada fase ini terjadi peningkatan sekresi hormon oksitosin dari pituitary dan peningkatan ekskresi MLD, baru kemudian selama 10 – 20 menit terjadi puncak ekskresi susu kemudian berhenti.
4. Fase 4) Piglet tetap memassage ambing dan menghisap putting untuk menginformasikan status kebutuhan nutrisinya kepada induk yang akan disediakan pada saat ekskresi susu selanjutnya.
b.7. Tingkah laku anak babi :
— Babi (piglet)
1. Induk tidak membersihkan
2. Berebut putting , perlu potong gigi
3. Strata sosial
4. Makan
5. Bermain
b.8. Pembentukan teat order pada anak babi :
— Dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran hingga 2 minggu anak babi menjadi mampu mengenali posisi putting dan lebih menyukai menyusu dari bagian anterior dibanding posterior
— Stimulasi putting bagian anterior berpengaruh terhadap inisiasi milk let down
Shg penting untuk menjamin bahwa putting susu anterior ditempati oleh anak babi yang sehat dan kuat
— Teat order berfungsi sebagai tipe penguasaan territori, hingga terbentuk susunan keluarga yang relatif stabil bagi anak babi
— Perkelahian sering terjadi untuk memperebutkan teat order, namun bisa terhensi dengan sendirinya ketika sudah tercipta siapa pemenang dan hierakhinya
— Top order piglet bisa dipisahkan dari induk dan piglet sekelahirannya hingga 25 hari dan mash diterima dan mendapatkan teat order yang sama setelah dikembalikan. Tetapi sebaliknya jika yang dipisahkan adalah bottom order piglet, ketika dikembalikan dan jika telah terjadi “rearrangement teat order” maka piglet akan dianggap bukan lagi sebagai anggotanya dan ditolak / diserang jika bergabung.
Direkomendasikan untuk tetap menggabungkan dan tidak merubah kelompok sekelahiran hingga masa pemotongan / penyembelihan

Tatalaksana yang paling kritis adalah pada waktu induk akan beranak. Pada waktu beranak, induk dapat berbaring, membentangkan tubuh, dan menendang kebelakang dengan kaki ke atas atau dapat berguling-guling ke sisi lain. Setiap bergerak, cairan dipaksa keluar dari alat kelamin, hingga fetus keluar dengan usaha induk mengeluarkannya perlu diperhatikan. Induk gemetar dan menekan dadanya pada selang waktu tertentu. Seekor induk atau babi dara biasanya beranak dengan merebahkan diri pada suatu sisi dan meletakkan bagian punggungnya pada dinding atau bagian lain yang mendukung atau menopanng. Tetapi dalam keadaan terisolasi, induk dapat melahirkan sebagian anaknya paa keadaan terbaring dengan perut dibagian bawah, bahkan dapat juga elahirkan dengan posisi kaki ke atas satu.
Biasanya anak babi dilahirkan dengan jarak waktu kurang dari satu menit hingga 20 menit. Bantuan harus diberikan apabila terjadi suatu penundaan atau ketika terjadi ketegangan tanpa seekorpun anak babi dilahirkan. Induk yang sedikit terlambat beranak harus disuntik dengan 2 ml ekstrak pituitary pada bagian paha. Apabila penundaan kelahiran disebabkan kekurangan hormonal, maka perlu diinjeksi untuk mempengaruhi ternak dengan oxytocin atau jenis obat lain dengan aktivitas oksitoksik. Bahan ini hanya merangsang kontraksi otot licin dari dinding uterus dan kemudian mempercepat pengeluaran fetus.
Beberapa induk terutama babi yang baru beranak pertama kali cenderung memakan anaknya (kanibalisme) selama atau segera setelah beranak. Apabila diganggu dengan anak babi yang sedang menjerit atau diganggu dengan suara lain, induk babi segera menyentak anak babi yang baru lahir; pada kondisi demikian anak babi harus dijauhkan dari induk dan dikembalikan ke induk hanya setelah induk mengembangkan naluri keibuannya. Apabila induk tidak tenang dan tetap jahat, dapat disuntik dengan obat penenang. Setiap induk yang tetap bersifat ganas terhadap anak-anaknya pada setiap kali melahirkan, induk tersebut harus diafkir.
Meskipun ternak babi secara alami merupakan ternak yang ramai dan gaduh terutama pada waktu mau makan, seekor induk memerlukan lingkungan yang tenang pada waktu beranak. Pengaruh kebisingan cenderung menyebabkan perpanjangan waktu atau lam melahirkan atau reaksi akan beranak. Dengan demikian, disarankan supaya tidak mengganggu induk pada saat beranak kecuali terjadi kesulitan dalam melahirkan anak.
http://diandinar.wordpress.com/category/artikel-ternak/